"Assalamu'alaikum,Welcome to my blog dear friends"

Pages

Monday, July 16, 2012

Dongeng Sebelum Tidur

Kamu suka dongeng? Lebih asyik membaca bukunya, menontonnya atau mendengarnya alias didongengin? Dari kecil aku sangat suka bila didongengin oleh Mama. Setelah bisa membaca aku lebih sering membacanya sendiri dari buku. Sekarang aku suka membacakan dongeng atau menceritakan dongeng khayalan sendiri kepada keponakan-keponakanku. 
Hampir semua anak suka mendengarkan dongeng apalagi yang belum bisa membaca. Cerita-cerita dongeng begitu hidup di khayalan mereka. Aku pun begitu, sampai hampir tidak bisa lepas menganggap bahwa hidup ini adalah cerita dongeng yang semuanya mesti berakhir bahagia ( kecuali seperti cerita Putri Duyung H.C Andersen  yang berakhir tragis ). Tapi hidup ternyata tak seindah dongeng dimana ketika sang tokoh butuh bantuan, tiba-tiba akan datang seorang peri atau pangeran tampan yang datang membantu. Anak-anak semestinya didengarkan cerita dimana tokohnya harus berjuang demi kebahagiaan, tidak dengan sertamerta atau tiba-tiba kebahagian datang langsung seperti hujan dari langit.

Tapi jangan pula didengarkan dongeng atau cerita yang akhirnya tragis atau tidak menemukan kebahagiaan sama sekali. Dulu ketika pertama kali aku membaca buku Putri Duyung, aku benar-benar menangis. Itu kelas 1 SMP. Kisah itu begitu mengganggu dalam pikiran. Untungnya setelah ada kisah Putri Duyung yang dikisahkan ulang oleh Disney dengan akhir yang bahagia, rasa tidak enak yang selalu mengganggu itu pun hilang.
Pernah aku membacakan buku dongeng tentang seekor serigala kepada tetanggaku yang masih kecil. Nasib serigala itu sungguh malang. Ketika kecil orangtuanya dibunuh harimau yang merasa terganggu dengan kedua orangtua serigala yang selalu bernyanyi setiap malam karena bahagia dikaruniai anak setelah sekian lama belum punya. Si serigala kecil yang melarikan diri dan terbiar di tepi sungai di tolong oleh sepasang rusa yang belum mempunyai anak. Si serigala sangat berbakti kepada orang tua angkatnya itu. Pada suatu ketika sepasang rusa itupun dikaruniai anak. Si serigala sangat senang mempunyai adik seekor rusa. Ia sangat menyayangi adiknya dan sangat menjaganya.
 Hingga suatu hari ketika kedua orang tua angkatnya itu pergi ke ladang, ada seekor ulang yang hendak memangsa adiknya. Dengan sekuat tenaga dia melawan ular itu dan berhasil menggigit putus lehernya. Adiknya selamat. Ketika orangtuanya yang lelah pulang dari ladang, dia menyambutnya dengan mulut berlumuran darah yang belum sempat ia bersihkan. Kedua orangtuanya mengira ia memakan adiknya. Tanpa bertanya terlebih dahulu mereka memukul si serigala dengan kayu sampai hampir mati dan membuangnya ke sungai. Ketika mereka masuk ke rumah dan melihat anaknya masih ada dan melihat seekor ular yang putus kepalanya, mereka merasa sangat bersalah dan menyesal. Tetapi setelah mereka mencari si serigala kemana-mana mereka tetap tidak bisa menemukannya. Entah pergi entah mati. Sangat tragis bukan???? Aku saja dongkol bukan main setelah membaca cerita itu. Alhasil tetanggaku jadi tidak mau lagi dibacakan dongeng untuk beberapa waktu.
Dongeng itu menyenangkan tetapi tentu saja dongeng yang mendidik dan berakhir bahagia. Itu menurutku sih, bagaimana denganmu?

No comments:

Post a Comment